Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Rabu, 30 Desember 2009

Ready For 2010


Gilaaa..
Tiba-tiba saya tersadar, bahwa ini sudah penghujung tahun..

Oke, sebut saja saya orang yang tidak perduli dengan hari dan tanggalan.
Bisa dibilang pelupa malah, efeknya jadi pelupa tanggalan? Banyakk..

Salah satunya ketika temen-temen mengsakralkan malam jum'at sebagai malam yang seram..
Saya melenggang kangkung saja tanpa ngeh apa-apa di bawah pohon besar dekat rumah saya..
Efek lainnya lagi tentu ada, saya terpaksa harus mengantri berjam-jam di sebuah bank karena itu hari terakhir pembayaran SPP.

Puiffhh..
Hampir tertidur di bank tersebut, untungnya ada headset yang menyelamatkan kebosanan saya dan juga untungnya ada FB yang bisa di kutak-katik. Hahaha..

Dan sekarang, saya serabutan mencoba mengingat-ingat kembali peristiwa apa saja yang pernah saya lalui setahunan penuh di tahun 2009 ini. Sambil cecoretan menulis list resolusi di tahun 2010..

Kemarin malam sempat mengutak-atik rak buku untuk mencari diary, yang entah-entah berisi resolusi saya di tahun ini.
Tapi ternyata nihil, saya sudah lupa bagaimana cara menulis diary rupanya.
Dan ternyata 2009 saya lewati tanpa resolusi baku.
Pantas saja, terkadang lupa prioritas..
*menggeleng-geleng sambil menertawakan diri sendiri*

Sedikit mem-flashback kejadian di tahun 2009, mulai dari pembukaan tahun yang cukup fantastis, lalu perjalanan panjang yang nekat, dibubuhi rasa apatis yang tinggi..
Menghasilkan sebuah kesalahan besar di hidup saya, saya terpental, terlempar dan terguling, lalu tergilas kejamnya kenyataan. LUKA!

Lagi-lagi, harus kembali mempelajari ilmu ikhlas.
Yang sudah hampir saya lupakan esensinya.
Lalu, belum juga kering luka itu, terkoyak lagi dengan luka baru di tempat yang baru.
Namun, mereka lupa satu hal..
Semakin banyak luka saya, semakin saya menjadi kebal..

Saya lebih banyak bercerita kepada Tuhan, karena rasa percaya saya terhadap manusia semakin mengurang.
Tuhan baik, sangat baik.
Ia kemudian menyadarkan saya, bahwa ketika satu pintu kebahagiaan di tutup maka pintu yang lain di bukakan. Hanya saja, kita sering tidak melihat pintu lain yang terbuka untuk kita.

Saya menyadari, Tuhan memilihkan saya orang-orang yang layak.
Orang-orang yang pergi dari kehidupan saya, mereka adalah orang-orang yang tidak layak untuk saya.
Saya kemudian optimis lagi, tersenyum lagi, lalu kebahagiaan bertubi-tubi datang..
Kebahagiaan datang disaat saya siap menikmatinya..
Kebahagiaan datang dan mengeringkan luka-luka saya..
Dan ini sudah sampai di penghujung tahun, saya percaya jika saya selalu mensyukuri segala cobaan dan anugrah-Nya, maka Tuhan akan melebihkan nikmat dalam kehidupan saya..

2010, saya siap menanti-mu dengan mimpi-mimpi baru yang dengan izin-Nya akan terealisasi..
______

"Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu" - Sang Pemimpi

Tidak ada komentar: