Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Senin, 14 Januari 2013

(Not) Beautiful Goodbye




Dear, Pria Hujan

Di perjalanan menuju pulang, aku tidak henti-hentinya membujuk langit agar tidak muram. Namun, hujan pun tetap berair mata.

Sesungguhnya perpisahan adalah abadi, kita yang tidak pernah ambil peduli.

Sekarang, biarlah aku kembali, menyusun ulang pecahan hati, mengais takdirku sendiri.

Setiap kita akan berpisah, semua beralur seperti itu. Harusnya tak perlu ragu.

Atau aku yang membahasakan sedemikian sendu? Entahlah.





Mungkin ada pertemuan baru setelah perpisahan, ataukah sebaliknya, ada perpisahan dari setiap pertemuan.

Sejatinya aku tidak lagi dapat membedakan, seperti langit kali ini yang tidak dapat kuterka warnanya, entah biru entah kelabu. Seperti bertanya, antara telur dan ayam manakah yang lebih dulu.

Ketika pesawat membawa aku kembali, aku sudah memutuskan;

"Untuk mencintaimu dari tepi,  dari garis yang ku batas sendiri."

Dan hanya aku yang tahu, bahwa setiap laut dan hujan akan kembali ke satu hulu, yaitu kamu.



Pencinta Hujanmu [N]

Tidak ada komentar: