Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Rabu, 12 Oktober 2011

#Rumah : Hanya ingin berumah di pelukanmu

"Sayang, I need you!"
Sent!



Menggigil, sambil sesekali menoleh kiri dan kanan. Kelihatannya sedang menunggu dan juga berharap.
Halte bus yang mendadak suram karena kelabu mengambil sebagian warna semesta dan menorehkan guratan kekecewaan berkilat di langit senja.

Gadis itu berdiri di pojok, menciutkan tubuhnya yang mungil, mungkin baginya dengan seperti itu dingin tidak akan lebih terasa menghujam. Pandangannya kali ini menatap kosong aspal yang dipenuhi riak dan tusukan dari kaki-kaki hujan yang nakal.

Lalu seorang pemuda datang, menjulurkan payung di atas kepalanya, gadis itu menoleh, terpana beberapa saat, tak lama mengembangkan senyum, senyum yang sangat bahagia sambil lari ke pelukan pemudanya.

Yang ditunggu tiba, rona bimbang hilang seketika. Dan hujan sudah tidak terlihat menjadi nakal lagi, hujan berubah menjadi bunga-bunga indah yang bertebaran di musimnya.

***

Kamu datang, memberiku payung. Namun bukan itu saja, Aku sudah tidak perduli lagi sudah berapa banyak kaki hujan merembes menembus pori daritadi. Ketika kamu buka rentangan kedua lengan itu, ya.. Aku butuh itu, sebuah pelukanmu.

Pelukanmu adalah tempat ternyaman untukku. Aku selalu ingin berumah disitu. Menangis, tertawa, bercanda, bermanja hanya di tempat yang sama, di lenganmu, di pelukanmu.

Aku jatuh cinta dengan pelukanmu. Aku jatuh cinta padamu untuk yang kesekian kali dan berkali-kali selalu seperti itu, jatuh cinta kepada orang yang sama, kepada pelukan yang sama. Tidak ingin yang lain, hanya ingin berumah di pelukanmu.

Tidak ada komentar: