Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Minggu, 25 April 2010

Bukan 'karena' tetapi 'walaupun'


Pakaianmu adalah cerminan siapa kamu. Setuju?
Kalo' pertanyaan itu di tujukan ke saya, saya akan jawab : "May!! maybe yes.. maybe no.."

Pepatah lama bilang : "don't judge a book by it's cover" malah ada orang yang nambah-nambahin dengan "don't judge a book by it's cover but by it's price" (spechless deh! huakakak) kalo menurut saya lebih simpel lagi, "don't judge!"

Mari kita telaah,"don't judge a book by it's cover". Oke itu benar dan saya ataupun semua setuju.. Karena nilailah semua yang ada secara keseluruhan, luar dalam, sebab akibat dan lain lain. Perkenalan dan kedekatan yang lama pun tidak menjamin kamu mengenali seseorang lebih dalam. Makanya saya bilang, don't judge! Saya lebih suka dengan proses alamiah daripada proses nilai menilai.kalo udah tepat waktunya dan sikonnya, semua bakal keliatan kok tanpa repot nge-judge orang..

Yang lucu, yang bilang "don't judge a book by it's cover but by it's price"..
Itu tidak selalu baby! Buku yang mahal, tidak menjamin buku itu bagus isinya. Memang terkadang harga dan kualitas berkorelasi, tapi itu terkadang loh :)
Karena harga juga suka menipu! Kalo' kita menilai sesuatu hanya karena harga, ntar bakalan tiba saat dimana sesuatu itu tidak ada harganya, semahal apapun itu..

Kembali ke... Apa yang kita pakai dan saya korelasikan dengan pepatah tadi yang "don't judge a book by it's cover ".

Saya langsung keinget masa 6 tahun lalu di mana saya tergila-gila sama extreme sport, wall climbing!
Saat itu,saya punya senior pencinta alam yang sukarela untuk jadi pelatih saya. Setiap sore, latihan sambil nunggu adzan buka puasa. ngeliat senja dari ketinggian. It's so nice!
Setelah adzan a.k.a bedug, biasanya kami beli minuman dan cemilan sebelum pulang. Kebetulan lapangan tempat latihan itu deket dengan sebuah supermarket.

Well, sepanjang saya mengenal Ras China (dari saya TK) cuma pelatih sayalah yang saya rasa, China edan! Gayanya luar biasa! Apatis dan rebel! Biasanya orang-orang China adalah orang yang peduli sama penampilan.

Hari itu dia cuma pake celana pendek kumel yang entah kapan terakhir dicuci dan kaos dengan beberapa bagian ada yang bolong, robek dengan kerah keleleran. Penjaga supermarket langsung underestimate ngeliat dya, apalagi dengan tas ransel gede. mau nyuri kali pikirnya yah? Si penjaga langsung nyetop dia dan nyuruh titipin tasnya. Pelatih saya cuma nyengir dan bilang : "Bisa tanggung jawab ga kalo isinya ada yang hilang?" penjaga itu cuma diem, yang berarti tidak bisa tanggung jawab.

Kami membeli minuman botol dan kurma. Lagi-lagi sepanjang di dalam supermarket itu, kami (apalagi dia) di liatin seolah-olah bakal nyuri. Hasilnya? kami ga nyuri.. Mereka lega, saya juga lega meninggalkan supermarket itu.. hahaha..

Selidik punya selidik, isi ransel itu kamera dan lensa super lengkap. Yah, di saat itu masih dikit orang yang maen-maen dengan kamera SLR (enggak kaya sekarang, banjiirr..) dan sekaranglah ketika saya sedikit (sedikit loh) tahu tentang kamera SLR, saya baru tahu kalo lensa punya pelatih saya yang dia bawa-bawa dan ga mau dia titipin di supermarket itu harganya lebih mahal dari motor baru kawasaki ninja di saat itu.. *jreng-jreng!* setelah saat itu, saya cuma berharap pelatih saya itu jadi orang yang agak waras. hahaha.

Karena kebanyakan orang menilai kita pertama kali dari cara kita berpakaian. Padahal, cuma hari itu pelatih saya bener-bener ga waras (saya pun baru ngeh sama pakaian dya yah waktu di supermarket itu, karena saya ga suka ngurusin orang!) tapi orang lain udah keburu menilai.

Itu salah menurut saya, salah kaprah!
Beda kalo pelatih saya setiap hari pake baju kayak gitu (apalagi buat keluar rumah) itu sih wajar kalo di sangka gembel..
Gitu juga dengan yang lain, kebanyakan orang nilai aneh-aneh ke cewe padahal baru ketemu saat itu.
Beda halnya kalo setiap hari dia pake baju kayak gitu kemana-mana, contoh : hotpans, tanktop, kemben dan lain lain.
Nah kalo udah tiap hari dan kemana-mana di pake, kemungkinan dia adalah artis atau kemungkinan dia enggak biasa hidup di Indonesia yang panas, kemungkinan dia pengen itemin kulit , kemungkinan dia enggak pengen repot, kemungkinan dia suka mempertontonkan badannya dan atau banyak kemungkinan lainnya.. Rumus Sebab Akibat!

Bagi saya, apa yang orang lain pakai belum menunjukan segalanya.
Pakaian bagus, mahal belum tentu attitudenya sebagus dan semahal pakaiannya.
Ada hal yang harus dipelajari tentang proses mengenali seseorang.
Saya enggak malu untuk jalan sama orang yang pake celana kumel, sobek-sobek (asal sesuai)..
Tapi saya ga kan mau melayat bareng orang yang pake dress bunga-bunga cerah sedangkan saya pake item-hitam sampe dia ganti baju.. hahaha..

Saya enggak keberatan orang lain, bahkan saudara saya menilai negative orang yang dekat dengan saya.
Saya dengan cara saya sendiri, perlahan akan menunjukan bahwa dia atau mereka tidak seperti yang di bayangkan.
Orang yang celananya robek-robek belum tentu preman, malah kebanyakan orang yang berjas yang jadi preman.
Orang yang pake baju lusuh bukan berarti pengemis. Pengemis pun bukan berarti dya lantas layak untuk di judge macam-macam. Biar waktu yang membuktikan..
Tapi kembali lagi, yang penting kan hatinya.. Bagi saya, orang lain cuma menilai dan saya sebagai orang dekatnya yang mengenal..
Ntar ada waktunya mereka tahu mengapa saya dekat dengan dia, tapi mungkin saat ini cuma saya yang tahu dan melihat bahwa dia atau mereka spesial..
Cuma saya yang sadar, yang lain sadarnya belakangan. wek..wek.. Saya duluan :p

Mengenal seseorang lebih dekat itu "bukan karena, tetapi walaupun"
Gitu juga mencintai. Saya mencintai seseorang, bukan karena tetapi walaupun..

Tidak ada komentar: