Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Sabtu, 09 Februari 2013

Bandung, Penuh Cinta.



Perlukah kita ceritakan kepada mereka, sedangkan kita sudah tahu jalan ceritanya?

Tentang mimpi yang terangkai, tentang angan yang berantai. Ketika itu kamu letakan anganmu di kanan dan aku meletakkan anganku di kiri.

Dan kita merangkainya menjadi sayap, agar kita dapat terbang tinggi bersama satu harap.


Perlukah kita ceritakan bahwa salah satu mimpi besar kita adalah menjelajahi semua pulau yang ada di Indonesia berdua? Menikmati indah pantainya, biru langitnya, cantik pemandangannya, tinggi gunungnya, penuh sensasi pertualangannya? Dari Sabang sampai Papua? Dari Nol Kilometer sampai Puncak Jaya?

Dan nantinya setiap perjalanan kita akan kita tulis untuk menjadi cerita anak cucu kita, agar mereka mencintai Indonesia. Agar mereka bangga terhadap tumpah darah kita. Agar mereka terlebih dahulu menjelajahi Indonesia sebelum tergila-gila melancong di negara lain. Karena di sini kita dilahirkan, di sini kita dipertemukan, di sini kita saling jatuh cinta. Di Indonesia.

Perlukah kita ceritakan kepada mereka bahwa kita selalu senang berpelukan? Menatap lampu kota dari ketinggian. Dan berjanji suatu saat jika berumah tangga nanti akan membangun rumah di bukit yang nyaman dan menyatu dengan alam.  Pilihan kita tetap jatuh di kota Bandung, kota pertama kali aku bertemu denganmu.

Nanti, kita akan membuat rumah yang dipenuhi unsur kayu, batu dan bambu. Di jalan Bukit Pakar Timur beberapa kilometer di atas Cloud 9 bukan? Agar kita lebih leluasa memandang keindahan kota Bandung sambil tetap bergandengan tangan?

Nantinya rumah kita menghadap ke Timur, agar matahari pagi makin menghangatkan setiap pelukan. Meskipun udara Bandung selalu dingin.
Dan dari kamar kita, akan ada jendela besar. Agar dapat menikmati matahari terbit dan hujan kita bersama, cukuplah dari peraduan milik kita. 
Barat tempat kita bertemu dan selalu menghadap kesana bersama. Filosofinya begitu kan? Aku di Utara (Sumatera),  kamu di Selatan (Sulawesi) dan  bertemu di Barat (Jawa). Asam di gunung, garam di laut, bertemu dalam belanga. Iya, Dia Maha Esa. 
Dan juga akan menikmati senja bersama di pekarangan belakang dengan gelas-gelas teh, penganan dan anak-anak kita yang cantik dan lucu. Menikmati sore kita, menanti jingga sambil bercerita dan tertawa. 






Dari tempat itu juga kita akan terus menikmati malam, menikmati lampu kota yang berpijar seperti bintang yang dulu sering kita titipkan rindu. Tetap saling menatap, tersenyum, tertawa, berpelukan sampai ujung usia nanti. 

Malam ini lampu kota Bandung masih indah seperti biasa dan kita tenggelam dalam kesukacitaan cinta. Tiba-tiba mengalun sebuah lagu, di mana penyanyinya menyuarakan sebuah paragraf berulang-ulang.




Sejak kapan kita suka Shaggy Dog? Sejak saat ini.. .Saat lagu yang kita dengar menyuarakan isi hati yang tertahan.

Mari kembali berdansa sayang. Kita akan terus menikmati malam ini sambil berdendang.


Selesai berdansa nanti jangan langsung tidur ya.
Bikinkan aku puisi.
Jangan lupa atau aku akan ngambek berhari-hari.



Ditulis dari sebuah tempat bernama Cloud 9 dengan penuh cinta.

[N] -bersama [PH]-

Surat ini balasan untuk: Perempuan Ini

--
Design rumah impian ini, dipersembahkan oleh: RAFT Origin

Tidak ada komentar: