Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Kamis, 06 Oktober 2011

#telurdadar cinta kita

Kau pagiku, kau embunku, kau langit biru mudaku.
Kau awan berarakku, kau angin sepoiku, kau buih di samudra tak bernamaku.

Kita adalah telur dadar yang ku masak sebelum kau terjaga dari mimpimu, ku hidangkan di atas meja, lalu menghiasnya sedemikian rupa.

Kita adalah aku yang gosok gigi pagi setelahnya dan melesat membangunkanmu dengan sejuta kecupan.

Kita adalah dua insan manusia yang bertemu di meja makan pagi, untuk menyantap telur dadar kita.

"Ini omelet" katamu. "Telur dadar" kataku. Lalu kita berdebat sambil terus mengunyahnya di mulut masing-masing. Sesekali jarimu mencelupkan potongan telur dadar itu ke saus sambal kesukaanmu.

Ini telur dadar kita. Ada potongan buncis tipis-tipis yang sengaja ku bentuk agar kau suka memakannya. Ada pula wortel berbentuk korek api, dengan alasan yang sama. Ada beberapa sendok kornet dan cacahan tomat. Ada bawang merah, bawang putih dan cabe yang kugiling halus agar rasanya berpadu. Ini telur dadar pagi kita.

Omelet ataupun telur dadar, yah cinta kita seperti itu. Bukan terdiri dari satu rasa, bukan terdiri dari satu bahan makanan saja. Cinta kita ramai, seramai warna-warni yang menarik pada telur dadar kita. Ada hijaunya buncis, jingganya wortel, merahnya tomat, kuningnya telur, putihnya bebawangan. Ramai namun memikat untuk disantap.

Dan kita, selalu menikmati 'telur dadar' kita.

"Aku sudah sampai kantor, dan aku mencintaimu"

-Sebuah pagi dimana kau telah menjadi milikku-

Tidak ada komentar: