Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Minggu, 24 Juli 2011

The Unfinished

Tiba-tiba handphone berbunyi, layarnya menampilkan sederet nomor yang namanya tidak tersimpan di phone contacts.

Nomor yang 'sepertinya-saya-pernah-tahu'. Looks familiar! Tapi entah siapa.

"Halo" suara serak masuk ke liang telingaku. Saya tahu itu suaramu, Saya hafal sengau pita suara itu. Meski dibawah guyuran hujan sekalipun!

Suara itu terus masuk, menepuk halus gendang telinga, meneruskannya ke otak dan membuatku ling lung. Hilang kesadaran dan menghipnotis untuk kembali ke masa lalu.

Saya seperti ditarik paksa ke ruangan gelap, di hadapan tersaji video yang sedang diputar, dengan diri sendiri menjadi tokoh utamanya.

Bergidik!
Dan merasakan seperti adanya air yang bergolak mendidih di rongga dada. Melahirkan panas di sudut mata. Basah!

Video itu terus diputar berulang-ulang, sampai saya tidak sanggup melihatnya dan menutup kedua mata dengan telapak tangan saya. Berharap ada yang datang dan menghentikan laju alat pemutarnya tersebut.

Namun, video itu tidak kunjung diam, tidak kunjung selesai. Walaupun saya tutup mata saya, suara-suara dengungan masih berputar di telinga saya!
Ketika saya memindahkan tangan untuk menutup telinga dengan terus memejamkan mata, ternyata video itu masih terputar di otak saya!

Masih segar potongan cerita ketika tangan saya digenggamnya, ketika air mata saya dihapusnya dan kepala saya dipeluk di dadanya. Potongan cerita lainnya juga masih ada di ingatan, saat tertawa, saat kami bernyanyi, saat dia berlari kecil mengejar langkah saya, menunggu di depan pintu kamar saya diwaktu saya merajuk, sederetan surprise di hari Ulang Tahun saya dan saat kami berdua menangis di malam perpisahan kami dengan dua tangan tergenggam erat seakan tidak ingin melepaskan.

Kini, sebutir suara pun bisa berefek sedahsyat ini. Ada apa dengan hatiku? Apakah ini firasat? Apakah aku harus menyelesaikan yang tidak pernah bisa terselesaikan di masa lampau?
Sent from my BlackBerry® smartphone from somewhere.

Tidak ada komentar: