Hujan di Beranda

Hujan di Beranda

Senin, 11 Oktober 2010

Negeri ini dan Birokrasi

Belakangan ini, saya yang statusnya baru jadi pengangguran tetap disuguhi berita oleh seorang sahabat masa belia saya tentang perjuangannya menghadapi birokrasi setiap hari. Kenapa begitu? Iya.. Karena di berbagai lokasi di Nusantara lagi kompak-kompaknya bikin lowongan pekerjaan yang di minati oleh seluruh orang yang bercita-cita hidup terjamin sampai tua yaitu menjadi PNS alias Pegawai Negeri Sipil.
Dan gimanapun enaknya menjadi Pegawai Swasta atau Bukan Pegawai (walaupun berpenghasilan) tetep aja membikin orang ingin mencoba-coba keberuntungan di dunia "Pegawai Ngeri Sipil" *kalo kata saya*

Coba fikir, gimana ga ngeri? mau masuknya aja, ribet banget..
Yang membikin ribet adalah birokrasinya. Kenapa?
Karena semua surat di perlukan, mulai dari Surat Keterangan Catatan Kepolisian, Kartu Kuning, Surat Kesehatan, Surat Bebas Narkoba, sampe Surat apa aja deh. Dan karena semua surat itupun  harus di legalisir sampe Akte Kelahiran, Kartu Keluarga sampai Kartu Tanda Penduduk pun harus di legalisir.

Kalo legalisirnya beda tempat, yah itung aja berapa juga yang harus kita sawer yah?
Yang lucunya lagi, saya terus menerus berdebat sama sahabat saya, tentang legalisir keterangan jati diri (KTP dan KK) dimana yang paling sah.

Pernah kah anda perhatikan di tanda tangani siapakah Kartu Tanda Penduduk anda? Jawabannya berbeda-beda. Seperti contohnya saya, KTP Kodya Medan saya di tanda tangani Pak Camat atas nama Walikota, sedangkan KTP Kodya Bandar Lampung saya di tanda tangani oleh Pejabat Catatan Sipil yang berkuasa.

Lantas, kita sendiri bertanya kan? Kepada siapa kita legalisirnya? Dan sah dimana?
Karena tiap institusi pun mewajibkan berbeda-beda, ada yang harus legalisir KTP di Kantor Catatan Sipil, ada juga yang di Kantor Kelurahan, ada juga yang bilang bisa aja di Kantor Kecamatan.
Terus pertanyaan saya, KTP itu yang bener siapa yang keluarin yah? Bukannya Departemen Dalam Negeri? Berarti Kecamatan yang notabene di bawah Depdagri dong? Terus kenapa bisa ada di Catatan Sipil? Jadi mana yang bener nih? Kapabilitas saya sebagai warga negara mulai berpikir kritis..

Coba fikir, kalo bikin KTP aja bercabang-cabang bisa keluaran Kecamatan, ada juga yang keluaran Catatan Sipil, berarti bisa di pastikan juga penghitungan penduduk kita tidak tepat sasaran. Bisa menjadi kali dua, bahkan kali tiga dari jumlah sebenarnya. Berarti jumlah rakyat Indonesia sebenarnya belum tentu 300 juta dong!!

Contohnya saya, bikin dua KTP, bukannya saya seneng, apalagi saya bangga. Tidak sama sekali.. malah ngabisin duit! karna bikin KTP yang cepet pun tidak murah! Yah, walopun ada wacana KTP gratis.
Tapi siapa sih yang tahan nungguin KTP jadi tanpa kepastian?? apalagi saat di butuhkan..
Jadi, mau ga mau, suka ga suka, uang berwarna merah biru juga yang berbicara dalam pembuatan KTP.

(Tidak Selalu) Berlaku di Seluruh Republik Indonesia

Lagian, cuma kiasan bibir kalo bilang KTP berlaku seluruh Indonesia! Makanya saya juga buat KTP Medan..
Iya, karna KTP Bandar Lampung saya ga bisa saya pake untuk bikin Kartu Kuning di Medan. Jadi? yah bikin KTP Medan dong.. Bukan cuma kartu kuning, buat mindahin rekening mahasiswa ke rekening tabungan biasa aja harus pake KTP  yang sama dengan Provinsi yang ada. Lah gimana dengan saya yang anak kost? Ada mikir kesana ga yah mereka? (Mereka dibaca Pemerintah, red)

Bisa dibilang, saya juga ga mau memanipulasi catatan statistik jumlah rakyat Indonesia. Tapi, apa daya saya? Toh birokrasi harus diikuti. Dan saya jadi satu dari sekian puluh ribu atau ratus ribu orang yang punya KTP ganda!
Karena birokrasi di Indonesia lagi-lagi tidak pernah benar-benar bisa bersinergi menghasilkan kebijakan bersama buat masyarakatnya.Kata lainnya, birokrasi malah menyulitkan.

Seorang teman malah pernah membuat saya tertawa terbahak-bahak, ketika dia nge-tweet:
Gw yg cuma liat persyaratan cpns aja udah mual liatnya, apalagi yg ikutan, nyari pegawai apa nyari superman?
Tapi, emang bener banget kata-katanya..
Dan saya jadi maklum, kalo orang akhirnya memilih jalan pintas untuk mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk menjadi PNS.
Salah satunya, karna ga mau ribet dengan segala macam urusan birokrasinya..

Bagaimana dengan Anda?

Tidak ada komentar: